Friday, May 3, 2013

Menuju 19 Mei 2013

Surabaya, 23 April 2013
15:35 WIB

"Ais, udah liat web psiko?
Ada pengumuman yang lolos tahap I  SIMAK - S2.
Katanya Ais sama Ocha lolos, dan tes tahap selanjutnya besok.
Besok banget. Jam 8 pagi"
(Ocha)

Deg.
Bagaikan mimpi rasanya dapet sms itu.
Kabar yang seharusnya saya sambut dengan sukacita, malah bikin saya bingung dan ingin teriak:
"MEEEEEEN, INI GUE ADA DI SURABAYA GIMANA CARANYA BESOK PAGI GUE HARUS UDAH DI DEPOK????!!"
Pernah ngga, saking campur aduknya emosi yang dirasakan, akhirnya malah ngga ngerasa apa-apa?
Kira-kira begitulah gambaran emosi saya waktu itu, sampai seorang teman yang sedang bersama saya bilang: "Is, lo orangnya ga panikan ya? Tenang banget"
Bukan ga ngerasa panik sebenarnya, karena saat itu juga saya ngga napsu lagi meneruskan pekerjaan saya (saat itu saya sedang bekerja, magang). I'm totally blank.
Pulsa modem saya habis, padahal saya ingin cek kebenaran berita itu. Via smartphone teman pun ngga kebuka-buka itu web-nya. Begitupun pulsa handphone saya. Akhirnya saya meminta orang rumah untuk mengisikan pulsa modem dan HP, karena letak kantor yang cukup jauh dari gerai pulsa (dan saya ngga tau harus beli pulsa ke mana). Hiks. Jazakumullah kakak dan mamah, maaf merepotkan waktu itu. Oh iya, untuk adik saya juga, yang lagi tidur dibangunin kakak untuk beli pulsa :D

Setelah menertawakan nasib sendiri dan mengecek pengumuman resmi di web fakultas (dan ternyata memang benar kabar/ sms teman saya itu), saya mencoba menghubungi fakultas tercinta. Saya memberitahukan kondisi dan posisi saya saat itu, bahwa saya kesulitan untuk hadir besok serta menanyakan apakah saya bisa menyusul test-nya. Apa jawabnya?
"Surabaya? Kan ada pesawat, Mbak!"
Antara marah dan pengen ketawa mendengar jawaban itu. Mungkin si Mbaknya mengira naik pesawat itu tinggal dateng ke bandara, terus tinggal nyetop yang mau terbang ke Jakarta kayak nyetop angkot/ bus. Lucu banget yah si Mbak?! Cocok ikutan OVJ, jadi styrofoam yang suka dihancurin pemain-pemainnya. Grrrr. *keluar tanduk di kepala plus asep dari idung*

Saya lalu menghubungi pihak yang dianggap bisa dan punya wewenang untuk mengatur jadwal seleksi (atas suruhan si Mbak-mbak tadi). Jawaban dari beliau sama. Saya diminta hadir besok. Titik.
Satu-satunya cara untuk ke Jakarta, seperti yang dibilang oleh seorang mbak yang-nyebelin-itu : PESAWAT. Ini pengalaman pertama saya dengan transportasi udara. Teman saya yang baik hati, Arin langsung membuka web skyscanner.com , mencari jadwal penerbangan malam itu dengan tiket termurah ke Jakarta, dibantu oleh teman sekamar hotel yang ngga kalah baiknya, Mitha. :* Mereka juga menemani saya ke counter salah satu maskapai penerbangan di Tunjungan Plaza ( + 30 menit dari tempat kerja, + 5 menit dari hotel tempat menginap). Dan ternyata jam penerbangan yang ada tidak sesuai ditambah harga yang termasuk bagasi. Kamipun bergegas menuju hotel. Saya disuruh packing, sementara mereka mencarikan tiket untuk saya secara online. Thanks yah Arin dan Mithaa :")

Saya hampir menyerah sebenarnya, tidak ingin pergi. Selain karena alasan pekerjaan (meski sudah diijinkan, tetap tanggungjawab saya juga kan untuk menyelesaikan), saya rasa ketidaksanggupan saya untuk hadir besok harusnya bisa ditoleransi (dan mendapat hari pengganti) oleh pihak Fakultas karena pengumuman yang terlalu mendadak. Apalagi kalau hasilnya tidak sebanding. Beh, rugi banget kan. Biaya pulang hampir setengah gaji magang dan tentunya tidak di-reimburse oleh kantor. Tapi, ternyata keinginan saya menjadi psikolog lebih kuat. Dan bagi saya rasanya lebih berat menanggung sesal karena tidak berusaha maksimal ketimbang kecewa karena hasilnya tidak sesuai harapan. So, I decided to go to Jakarta, put a step closer to my dream.

Akhirnya, sepucuk tiket saya dapatkan. Masalah selanjutnya: saldo tabungan saya ga cukup buat bayar tiket! Huhuhuhu. Lagi, saya meminta transferan dana dari orang rumah (Mamaaah, thank youuu! :*). Masalah tiket pun beres. Saya berangkat, tiba di bandara dan naik pesawat ke Jakarta. Meski ini pertama kali bepergian naik pesawat sendirian, alhamdulillah semuanya mudah. Pukul 01:00 dini hari, saya tiba di rumah. Langsung terkapar di tempat tidur. Zzzzz.


Depok, 24 April 2013
Rumah

Sekitar pukul 18:00 saya tiba di rumah, disambut dengan pertanyaan "Gimana tes-nya?" dari Mamah dan dijawab dengan sedikit pesimis oleh saya. Ya, saya merasa kurang maksimal dalam menjawab pertanyaan saat wawancara tadi. Sampai kalimat yang selama ini pantang sekali untuk saya ucapkan, bahkan dalam hati sekalipun, akhirnya keluar juga: If only I can turn back the time.
Lalu saya menengok ke belakang, mengingat bagaimana saya bisa sampai hingga tahap ini.
Ah, Allah knows the best, Ais. Batin saya dalam hati.
Doa saya sekarang adalah supaya saya bisa ikhlas dan bijak menerima apapun hasilnya karena Allah pasti memilihkan yang terbaik untuk hambaNya.
Saya jadi inget, seorang senior yang juga kakak mentor saya, Kak Puti memberikan kata-kata ini sewaktu saya curhat, sewaktu saya merasa gagal. Katanya:
"Masalah kita sebagai manusia adalah kita ngga pernah tau takdir Allah akan mengarah ke mana dan kita ngga akan pernah tau yang terbaik bagi kita di masa depan"
Kata-kata itu saya tulis di kertas dan saya tempel tepat di sisi kanan tempat tidur saya, biar selalu terbaca. Mengingat bahwa Allah Maha Tahu mana yang terbaik untuk hambaNya, membuat saya tenang :')
Ayo Ais, berprasangka baik untuk setiap kejadian hidup, yosh! :)
Dan sekarang, saya menunggu kabar dari 19 Mei 2013*..............................................................

*) 19 Mei 2013 : tanggal pengumuman seleksi SIMAK Profesi tahap II


0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com